Yuk saatnya menjadi #Generasi4G yang positif dengan menebarkan konten positif bukan menyebarkan kebencian apalagi HOAX.
Jika dahulu kita mengenal ada 3 kebutuhan pokok; Sandang, Pangan dan Papan. Di era sekarang ini kebutuhan pokok tersebut bertambah 1 lagi, kebutuhan akan KUOTA internet. Ya Internet sudah menjadi bagian keseharian generasi saat ini, tidak hanya dengan komputer atau laptop melainkan cukup menggunakan smartphone dengan kuota internet maka kita bisa bisa mengakses informasi apapun ataupun menyebarkan berbagai informasi.
Jika di awal kemunculannya ada 2G dan 3G sekarang mengakses internet bisa lebih cepat lagi dengan sinyal 4G.
Google, Facebook, Twitter, Instagram, Path, Whatsapp, Telegram, BBM, Email, Youtube... Sederet aplikasi online yang sudah jadi bagian keseharian kita.
Penyebaran informasi pun sudah tidak bisa dibendung lagi, baik informasi positif maupun informasi negatif (baca: hoax) bisa mudah tersebar dengan adanya akses internet.
Bisa dikatakan internet cenderung mendorong ke arah demokrasi yang ke blablasan, siapapun dan dimanapun dapat menyebarkan berita yang diinginkannya.
Meskipun undang-undang ITE sudah diterapkan namun pada kenyataannya informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan kebenaran tetap menyebar dan disebarkan. Siapa yang bisa menbendung informasi negatif tersebut? Tentunya harus dimulai dari diri kita sendiri dengan menjadi generasi 4G yang positif.
Saatnya kita menjadi #Generasi4g yang baik serta positif dengan menyebarkan konten positif.
Berbicara tentang konten positif, minggu kemarin saya mendapatkan broadcast video di Whatsapp tentang bagaimana seharusnya internet digunakan. Video yang hanya berdurasi 1 menit tersebut sarat dengan makna.
Video yang mengajak kita menjadi generasi internet yang positif dengan menyebarkan konten postif dan bukan konten hoax yang tentu saja tidak dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.
Video yang mengajak kita menjadi generasi internet yang positif dengan menyebarkan konten postif dan bukan konten hoax yang tentu saja tidak dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.
Video tersebut bercerita tentang bagaimana seorang perempuan bernama Hafizah Sari yang tidak sengaja melihat warung tenda di pinggir jalan penjual nasi uduk di daerah Rawamangun.
Tenda warung tersebut sepi pembeli, seorang kakek sang penjual nasi uduk tersebut sampai ketiduran menunggu datangnya pembeli.
Hafizah yang merasa iba pun membeli dan memposting ceritanya di media sosial.
Tidak disangka cerita Hafizah menjadi viral di medsos dan jualan si kakek pun kini laku keras, alhamdulillah.
Begitulah seharusnya internet dan media sosial digunakan bukan menyebar berita kebencian, politik yang tidak jelas, atau bahkan menyebarkan hoax atau berita bohong yang tidak bisa dipertanggung-jawabkan.
Berikut video lengkapnya:
Hakimtea, 90 Gourmet - Bandung
COMMENTS